NIKAH fenomena pergeseran nilai-nilai budaya yang tengah terjadi, ketika peran laki-laki tergantikan perempuan, begitu juga sebaliknya. Laki-laki bersedia masuk dapur, menggauli talenan, mengakrabi bumbu dapur dan lantas menjadi koki seksi bagi pasangannya.
Sementara perempuan pun tak mau kalah unjuk diri, salah satunya bersedia melakoni profesi sebagai bartender (peramu minuman), profesi yang bahkan masih dipandang negatif bagi orang kebanyakan.
Profesi yang lekat dengan para ‘penikmat malam’, berteman botol-botol kaca dari berbagai koleksi minuman, mulai dari alkohol berjenis draft wine dan cocktail hingga minuman soda ringan atau minuman non-alkohol lainya.
Salah satunya adalah Amanda, peramu classic cocktail asal negeri Jiran Malaysia, satu-satunya perempuan yang berhasil meraih predikat juara di ajang kompetisi Bartender Diageo Reserve World Class 2011, beberapa waktu lalu. Gelaran event ini merupakan kerjasama DDB Indonesia dengan Diageo Reserve World Class, dimana ajang ini sudah ketiga kalinya digelar.
Selain dituntut bisa menyuguhkan ramuan cocktail kreasinya, “Seorang bartender juga harus memiliki keahlian untuk menentukan minuman apa yang cocok untuk seseorang,” ungkap Hemanth Jayaraman dari DDB Indonesia. Ditambahkannya, bartender ternyata juga turut andil dalam dunia pariwisata.
Saat siang, turis akan berwisata dan mencoba bersentuhan dengan budaya suatu negara, tempat bersejarah dan juga alam dan masyarakatnya, namun di malam hari, turis tentu ingin bersantai dan mencari minuman. Mereka akan pergi ke bar dan melihat kehidupan malam negara yang ia kunjungi.
“Turis berwisata di siang hari, namun saat malam hari tak ada suguhan hiburan untuknya, maka itu bukan wisata. Wisata yang sepenuhnya adalah ketika negara itu bisa memberikan sesuatu pada turis di siang maupun malam hari,” imbuh Hemanth.
Bukan para penikmat hingar bingar malam yang bergoyang panas di lantai dansa mengikuti hentakan irama musik trance sebagai center of view di klub yang Anda kunjungi, karena sejatinya Bartender-lah bintangnya malam itu, karena kehadiran bartender dengan ramuan minumannya yang eksotik pastilah dicari oleh pengunjung klub.
Dan jangan dulu memandang sebelah mata, karena tak semua bartender wanita wajib tampil seksi nan eksotis. Tampilan ragawi hanya sekedar pelengkap, karena utamanya seorang bartender wanita akan terlihat lebih seksi ketika mampu menyuguhkan atraksi akrobatik melempar cocktails shakers dan botol liquor, pun melempar gelas bak sirkus pub yang enerjik, hingga menyajikan minuman yang terasa seksi bercitarasa ‘membakar’.
Meski profesi bartender sarat risiko terpapar asap rokok selama bertahun-tahun dalam bar yang tertutup, serta berdasar jurnal Police and Criminal Psychology, bahwa profesi Bartender merupakan satu dari beberapa profesi yang sarat godaan dan dinilai berbahaya bagi kehidupan pernikahan, namun tak menutup mata masih banyak juga yang tertarik dengan profesi ini.
Menurut Monica (20), dirinya tertarik ‘menjajal’ dunia bartender karena profesi tersebut menjanjikan. Bayangkan, gaji bartender yang bekerja di kapal pesiar bisa mencapai 40 juta dalam sebulan. “Untuk saat ini saya hanya menjadikan bartender sebagai hobi. Tapi ke depannya saya pasti akan serius,” ujar mahasiswa jurusan Perhotelan ini mantap.
Untuk menjadi seorang bartender yang handal memang tidaklah mudah. Kursus atau sekolah bartender yang menjamur di berbagai tempat hanya sekedar membekali siswanya dengan teknik dan pengetahuan dasar. Agar menjadi bartender hebat, semuanya tergantung pada bakat dan kemauan. Seiring tingginya intensitas berlatih maka akan memengaruhi kemampuan meracik minuman.
0 komentar:
Posting Komentar