Setiap kebudayaan punya tradisi masing-masing, tak terkecuali dalam bercinta. Walaupun begitu, kebiasaan berpacaran masyarakat modern di berbagai negara saat ini banyak yang serupa, karena terpengaruh dengan budaya barat. Tetapi lain halnya dengan etnis-etnis tradisional yang masih relatif terjaga kelestarian budayanya. Etnis-etnis yang masih belum terlalu terpengaruh konsep pergaulan modern ini biasanya memiliki ritual yang tidak biasa untuk mengekspresikan perasaan kepada pasangan atau lawan jenis yang disukai.
Mau tahu apa saja tradisi berpacaran dari berbagi etnis di dunia? Berikut ini kami sajikan untuk Anda, seperti dikutip dari Listverse dan Top Tenz. Mulai dari menggunakan siulan untuk berkomunikasi dengan kekasih sampai mempersembahkan kepala manusia kepada wanita yang disukai, semuanya serba unik dan bisa jadi membuat Anda mengernyitkan dahi.
1. Pondok Cinta, Suku Kreung, Kamboja
Suku Kreung, salah satu etnis di Kamboja punya tradisi yang cukup tak biasa dalam penjajagan. Para orangtua yang memiliki anak gadis biasa membangun sebuah gubuk kecil dari bambu. Si gadis akan ditinggal di gubuk tersebut. Kemudian para pemuda yang belum menikah diperkenankan masuk ke dalam untuk mengenal si gadis, bercinta dengannya, dan bermalam di sana. Si gadis akan menemui dan 'mengenal' sederetan pemuda sampai akhirnya dia menemukan satu orang yang cocok dan ingin dia nikahi.
2. Nasi Bungkus Saputangan, Suku Miao, China
Sekepal nasi yang dibungkus dengan sehelai saputangan merupakan bagian dari tradisi cinta suku Miao di China. MUngkin budaya suku tersebut menganggap keintiman antara perempuan dan lak-laki yang belum menikah sebagai hal yang tidak sepantasnya, karena itulah muda-mudi dari etnis tersebut menunjukkan ketertarikan terhadap satu sama lain dengan cara yang unik.
Pada perayaan festival Meal, para wanita akan memasak nasi warna-warni. Kemudian para pria akan merayu mereka dengan lagu. Si wanita akan membalasnya dengan memberikan sehelai sapu tangan berisi nasi warna-warni tadi dan sumpit. Jika isinya dua buah sumpit, artinya si wanita menerima cintanya. satu sumpit berarti si wanita menolak dengan halus, sedangkan jika nasinya berisi bawang putih berarti si wanita menolaknya dengan kasar.
3. Bersiul, Suku Kickapoo, Meksiko
Pada zaman modern seperti ini, bersiul kepada perempuan yang dianggap menarik adalah satu bentuk pelecehan. Tetapi tidak bagi suku Kickapoo di Meksiko. Bagi para pemuda di sana, bersiul adalah sebuah tindakan romantis. Pasalnya siulan digunakan oleh para pasangan muda di sana untuk saling mengekspresikan cinta.
Mungkin berawal dari keterbatasan sarana komunikasi bagi para pasangan yang tinggal berjauhan, siulan dijadikan semacam bahasa isyarat bagi para pasangan untuk menyampaikan pesan kepada satu sama lain. Siulan ini biasanya dilakukan pada senja hari, untuk mengisyaratkan rencana pertemuan kedua pasangan pada malam hari. Setiap pasangan punya nada siulan tersendiri agar pesan yang saling mereka kirimkan tidak bisa dipahami orang lain, atau lebih parah lagi, tertukar dengan nada siulan pasangan lain.
4. Bomena, Bhutan
Bomena secara harfiah berarti 'berburu gadis'. Ritual unik ini merupakan salah satu tradisi yang dijalankan para pemuda dari etnis-etnis tradisional Bhutan. Tradisi berpacaran yang satu ini konsepnya sedikit mirip dengan tradisi gubuk cinta di Kamboja. Bedanya di sini para pemuda bersama-sama keluar di malam hari, kemudian masing-masing mengunjungi kamar gadis yang disukai untuk saling mengenal satu sama lain dan melakukan hubungan hubungan seksual. Tradisi ini sudah dimaklumi oleh para orang tua. Tetapi para pemuda yang menyusup ke kamar gadis tidak boleh sampai ketahuan orang tua si gadis. Karena jika sampai ketahuan mereka akan segera dinikahkan.
Tradisi bomena ini memang sudah mulai luntur. Karena pergeseran nilai moral, ritual bomena jadi menimbulkan banyak masalah seperti kehamilan di luar nikah dengan pemuda yang tak mau bertanggungjawab.
5. Memberikan Kepala Musuh, Suku Atayal, Taiwan
Para pria di suku Atayal, sebuah etnis minoritas di Taiwan punya kebiasaan mempersembahkan kepala dari musuh mereka yang didapat dari pertarungan kepada wanita yang disukai. Hadiah berupa kepala ini sekaligus merupakan tanda ketertarikan si pria untuk menjalin rumah tangga dengan wanita yang ia beri.
Ritual yang cukup mengerikan, bukan? Dalam budaya beberapa suku primitif, termasuk yang ada di Indonesia, mempersembahkan kepala dari musuh yang terbunuh secara terhormat dalam pertarungan adalah salah satu bentuk penghormatan. Untungnya tradisi ini sudah ditinggalkan oleh suku Atayal sejak tahun 1930-an.
6. Menaruh Apel di Ketiak, Austria
Ritual yang satu ini juga unik, tetapi cukup lucu. Para wanita di desa-desa tradisional Austria menjalankan ritual ini pada pesta-pesta. Mereka meletakkan sebutir apel di ketiak mereka, kemudian mencari pemuda yang menarik hati mereka. Jika ada yang mereka sukai, mereka akan memberikan apel itu kepada si pemuda. Jika si pemuda juga tertarik kepada si gadis, dia akan memakan apel pemberian si gadis tadi.
Itulah 6 ritual berpacaran unik yang dijalankan oleh para pasangan dari berbagai etnis di dunia. Cukup menarik, bukan?
0 komentar:
Posting Komentar